Victoria Peak (The Peak) – Menyapa Hong Kong dari Ketinggian

Victoria Peak (The Peak) – Menyapa Hong Kong dari Ketinggian

11/7/20253 min read

aerial view of city during sunsetaerial view of city during sunset

Saat saya pertama kali menaiki kereta-gunung kuno menuju The Peak, udara terasa berbeda — lebih segar, lebih lega. Di bawah kaki saya terbentang kota yang tak pernah benar-benar berhenti: gedung-gedung kaca, arus manusia, lampu-neon yang menari di tepian pelabuhan. Namun di atas ketinggian 552 meter dari permukaan laut, di puncak sebuah bukit yang disebut Victoria Peak, saya menemukan ruang untuk menjauh sejenak dari hiruk-pikuk.

Melangkah ke sejarah & atmosfer puncak

Bukit ini pada mulanya adalah daerah yang sepi dan bergunung, jauh dari gemerlap kota. Puncak ini kemudian menjadi tempat tinggal para pejabat kolonial Inggris karena udaranya yang lebih sejuk dan pandangannya yang spektakuler. Kereta funikular khas, Peak Tram, mulai beroperasi pada tahun 1888, membawa para penghuni dan pengunjung menanjak bukit curam ini dengan cara yang hingga kini masih dianggap ikonik. Saat saya duduk di dalam kabin yang perlahan naik, pepohonan semakin rendah, jendela kabin menangkap garis-gedung yang makin kecil, dan saya merasakan bahwa saya sedang meninggalkan “zona kota” menuju “zona langit”.

Panorama yang membawa rasa – siang dan malam

Ketika saya mencapai puncak, saya menuju ke platform terbuka yang disebut Sky Terrace 428 — titik tertinggi untuk publik yang memungkinkan pandangan 360° ke arah pelabuhan Victoria, Kowloon, pulau-pulau di kejauhan, dan hamparan kota. Saya berdiri di sana saat matahari mulai merunduk di garis cakrawala. Warna oranye memudar jadi keungu-an, lampu gedung satu-persatu menyala, dan pelabuhan memantulkan kilauan sebagai lautan kaca yang bergerak.

Saat malam tiba, The Peak berubah rupa. Gedung-gedung tampak seperti tiang-lilin besar, laut membeku menjadi cermin, dan udara malam mengandung aroma dingin yang membangunkan indera. Banyak pengunjung memilih waktu senja agar bisa menikmati pergantian siang ke malam — dua cerita dalam satu kunjungan.

Jalan-jalan santai dan sudut yang tenang

Tetapi The Peak bukan hanya tentang gedung-tinggi atau lantai observasi. Di balik kerumunan, saya menyusuri jalur pejalan kaki yang disebut Lugard Road dan Harlech Road — lintasan yang membungkus puncak bukit, melingkar di antara pepohonan dan batu-batu, menawarkan sudut pandang berbeda. Di sana saya duduk di bangku kayu, mengamati bagaimana lampu-lampu kota mulai hidup di kejauhan, sambil mendengar desir angin kecil yang membawa cerita pegunungan. Suasana jadi lebih hening, dan saya merasa menjadi bagian kecil dari panorama besar ini.

Kenangan yang lebih dari sekadar foto

Ada satu momen yang melekat di ingatan saya: saat saya berdiri di tepi pagar di Sky Terrace dan melihat ke bawah ke pelabuhan yang berkilau. Tiba-tiba, seseorang di samping saya berbisik bahwa ini adalah alasan kenapa dia datang ke Hong Kong — bukan hanya untuk belanja atau wisata biasa, tapi untuk menyadari betapa kota ini kecil dari atas, dan betapa alam masih punya tempat di tengah kemajuan. Saya mengangguk, karena memang demikian yang saya rasakan: kombinasi kekuatan manusia dan kelegaan alam, dalam satu bingkai.

Tips agar kunjungan terasa lebih dalam

  • Naik ke The Peak saat sore menjelang matahari terbenam agar mendapatkan dua atmosfer: satu terang-terang siang dan satu lampu-lampu malam.

  • Jika ingin menghindari keramaian, coba naik dengan bus nomor 15 hingga puncak, kemudian turun melalui Peak Tram — kombinasi yang memberi sudut pandang berbeda.

  • Jangan hanya mengandalkan observasi tertutup; berjalan ke jalur pejalan kaki membuahkan pengalaman yang lebih tenang dan terasa “alami”. Di situ kamu bisa berhenti, tarik napas, dan memandang tanpa suara-suara turis.

  • Kenakan pakaian yang nyaman dan bawa jaket ringan: karena meskipun kota terasa panas di bawah, di puncak The Peak udara bisa sejuk dan angin lebih terasa.

  • Pilih sisi kanan saat naik Peak Tram untuk panorama yang lebih terbuka ke arah kota — banyak panduan menyebut ini sebagai pilihan terbaik.

Penutup – ketika pandangan berubah perspektif

Saat saya akhirnya menuruni bukit dan kembali ke kota yang sibuk, ada bisikan kecil dalam hati saya: “Ketika kita bisa melihat dunia dari atas, kita sering menemukan bahwa hidup ini lebih besar daripada rutinitas harian.” The Peak memberi sudut pandang tidak hanya secara visual, tetapi juga reflek terhadap kita sendiri — bahwa dalam kerlip gedung dan arus manusia, ada alam yang diam tapi tak pernah absen.

Jika suatu hari Anda mengunjungi Hong Kong, sempatkanlah naik ke Victoria Peak. Duduklah di gang bangku di jalur pejalan kaki, lihat lampu-lampu mulai menyala, tarik napas panjang—karena di antara gemuruh kota, ada ketinggian yang menawarkan jeda. Dan dalam jeda itulah, Anda mungkin menemukan sesuatu yang sederhana: kelegaan, rasa kagum, atau sekadar senyum kecil yang mungkin tak bisa Anda dapat di lantai observasi ramai. Di The Peak, kota tampak kecil, langit tampak luas, dan Anda ada di tengahnya.

Baca Juga : Program visit bromo, tumpak sewu, ijen menawarkan perjalanan wisata yang praktis dan terjadwal menuju Gunung Bromo. Peserta akan dijemput dari Malang, kemudian mengunjungi spot ikonik seperti Spot Sunrise Penanjakan, Lautan Pasir, dan Kawah Bromo. Paket ini cocok bagi wisatawan yang ingin berpetualang tanpa repot mengatur transportasi sendiri.